Kisah NGO di Lebanon Bertaruh Nyawa Selamatkan Hewan di Tengah Hujan Bom Israel

Suara.com - Di tengah serangan bom yang terus menghujani Lebanon oleh Israel dalam operasi yang disebut sebagai upaya melawan kelompok Hezbollah yang didukung Iran, korban jiwa dan warga yang mengungsi terus bertambah. Namun, di balik krisis kemanusiaan yang menyayat hati, hewan-hewan—baik hewan liar maupun peliharaan yang terpisah dari pemiliknya—juga menjadi korban yang rentan dalam masa-masa

News – Di tengah serangan bom yang terus menghujani Lebanon oleh Israel dalam operasi yang disebut sebagai upaya melawan kelompok Hezbollah yang didukung Iran, korban jiwa dan warga yang mengungsi terus bertambah. Namun, di balik krisis kemanusiaan yang menyayat hati, hewan-hewan—baik hewan liar maupun peliharaan yang terpisah dari pemiliknya—juga menjadi korban yang rentan dalam masa-masa konflik ini.

Lembaga swadaya masyarakat (LSM) penyelamat hewan di Lebanon, seperti Animals Lebanon, kini bertaruh nyawa untuk menyelamatkan sebanyak mungkin hewan dari zona konflik. Para pekerja dari LSM ini masuk ke area yang hancur akibat bom untuk mencari hewan-hewan yang terlantar. Mereka menerima ratusan permintaan setiap harinya untuk menemukan hewan peliharaan yang hilang, memberi makan hewan liar di desa-desa yang kosong, atau menampung hewan-hewan peliharaan dari warga yang kehilangan tempat tinggal.

Jason Mier, Direktur Animals Lebanon, menyebutkan bahwa permintaan untuk menyelamatkan hewan semakin meningkat sejak hari pertama serangan. “Pada hari pertama saja, kami menerima 200 permintaan tanpa kami harus mengumumkan kepada publik. Kami kewalahan dengan banyaknya orang yang membutuhkan bantuan dan sedang berusaha menambah staf untuk bisa mengimbangi permintaan ini,” kata Mier.

Banyak warga yang mengungsi membawa hewan peliharaan mereka, namun mereka terpaksa tinggal di jalanan atau tempat penampungan sementara. Dalam kondisi seperti ini, Animals Lebanon memberikan makanan dan peralatan agar hewan-hewan tersebut bisa dirawat dengan layak. “Beberapa hewan kami tampung sementara untuk pemiliknya,” tambah Mier.

Selain itu, Animals Lebanon juga kerap kali harus masuk ke rumah-rumah yang ditinggalkan warga saat mereka melarikan diri dari bom. Dalam beberapa kasus, para pemilik rumah datang ke kantor mereka, menyerahkan kunci rumah, dan meminta tim penyelamat untuk mengambil hewan peliharaan yang terjebak di dalamnya.

Salah satu misi penyelamatan paling berbahaya dilakukan di Beirut, terutama di daerah pinggiran selatan yang menjadi sasaran utama serangan udara Israel. Video penyelamatan yang diunggah di media sosial memperlihatkan pekerja Animals Lebanon memanjat bangunan-bangunan yang hancur untuk menemukan kucing dan anjing yang kelaparan. Dalam satu misi saja, mereka berhasil menyelamatkan lebih dari 35 kucing di kawasan tersebut.

Bukan hanya hewan peliharaan yang diselamatkan, Animals Lebanon juga membantu menyelamatkan satwa liar yang rentan, termasuk singa yang diselundupkan secara ilegal. Namun, karena penerbangan komersial yang terhenti akibat konflik, tim penyelamat sedang berusaha mengoordinasikan penerbangan evakuasi militer untuk memindahkan satwa-satwa ini ke suaka margasatwa.

Kondisi yang semakin parah di Lebanon bagian selatan membuat LSM harus membatasi operasi mereka di sana. Meskipun begitu, ada LSM lain seperti Give Me A Paw yang masih berani masuk ke wilayah tersebut untuk menyelamatkan hewan. Hingga saat ini, Give Me A Paw telah menyelamatkan 144 hewan dari selatan Lebanon.

“Kami mengirim empat mobil setiap hari ke selatan, menyelamatkan hewan peliharaan dan hewan liar yang kami temui di sepanjang jalan,” kata Tamara Abi Khalil, pendiri Give Me A Paw.

“Banyak orang yang awalnya berpikir akan kembali ke rumah dalam sehari atau dua hari, namun kenyataannya situasi semakin memburuk,” tambahnya.

Para pekerja LSM ini sangat bergantung pada donasi untuk terus menyelamatkan dan merawat hewan-hewan tersebut. Kekhawatiran terbesar mereka adalah hilangnya akses terhadap pasokan penting seperti makanan hewan dan obat-obatan jika konflik semakin berkepanjangan.

“Kami berharap tidak perlu melakukan semua ini, tapi inilah kenyataan situasinya,” ucap Mier.

Di tengah ketidakpastian kapan perang ini akan berakhir, tim penyelamat terus berjuang, berharap bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa, baik manusia maupun hewan, di setiap langkah mereka.

Iklan