Aliansi Teknologi India–Indonesia: IndiaTechZone akan Mendorong Manufaktur Next Gen di Indonesia

12 minutes reading
Friday, 25 Apr 2025 11:13 0 2 Editor

Jakarta, 25 April 2025 — Indonesia Economic Forum, bekerja sama dengan Kementerian Investasi dan Industri Hilir, PT Jababeka Tbk, serta Kedutaan Besar India di Indonesia, telah menyelenggarakan sebuah forum tingkat tinggi bertajuk “The Innovation Edge: Kolaborasi India–Indonesia Menuju Ekonomi Masa Depan yang Siap Hadapi Tantangan” yang bertempat di Ruang Nusantara, Kementerian Investasi dan Industri Hilir (BKPM), Jakarta.

Forum ini mempertemukan para pejabat pemerintah terkemuka, pemimpin industri, dan para inovator, termasuk Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Industri Hilir, Bapak Nurul Ichwan, yang turut memberikan pidato kunci.

Dalam kesempatan ini, Indonesia dan India mengumumkan peta jalan kolaboratif yang akan memperkuat kerja sama bilateral di bidang teknologi, industri, dan pengembangan sumber daya manusia. Forum ini menghasilkan berbagai inisiatif konkret yang digagas bersama oleh perwakilan pemerintah, pelaku industri, dan Kedutaan Besar India.

Dalam pidatonya, Bapak Nurul Ichwan menegaskan pentingnya menjalin kemitraan strategis dengan India dalam upaya mewujudkan Visi Indonesia 2045. Beliau menyampaikan, “Kompetisi adalah penggerak utama masa depan. Dan kompetisi akan dimenangkan oleh negara-negara yang selama ini bersaing secara positif dengan kita. Inilah sebabnya Indonesia memandang pentingnya kolaborasi ini bersama India. Kita perlu mengapresiasi India, dan kita juga harus banyak belajar dari India, karena dalam banyak hal, India telah berada beberapa langkah lebih maju dari Indonesia, khususnya dalam hal kemajuan teknologi.”

Beliau juga menekankan bahwa kerja sama antara India dan Indonesia akan memainkan peran utama dalam mendorong transformasi industri dan peningkatan kapasitas SDM secara masif. “Di India, teknologi berkembang sangat baik. Meski memiliki jumlah penduduk yang sangat besar, kreativitas dan inovasi telah menjadi bagian integral dari perkembangan teknologinya, yang pada akhirnya menjadikan India diakui di panggung global. Hal inilah yang perlu dipelajari oleh Indonesia. Kita harus duduk bersama dan bekerja bersama.”

Lebih lanjut, Bapak Nurul Ichwan menjelaskan bahwa saat ini Indonesia berada pada momentum krusial untuk mempercepat pertumbuhan industrinya—tidak hanya melalui investasi modal, namun juga melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan alih teknologi. “Kita semua mengetahui bahwa talenta-talenta asal India kini memimpin berbagai perusahaan teknologi terbesar di dunia. Kita dapat belajar dan mengambil manfaat dari pengalaman India, dan oleh karena itu kami sangat mendukung inisiatif seperti ini yang mendorong kolaborasi lintas sektor. Indonesia tidak dapat maju sendirian—kolaborasi adalah kunci untuk mencapai Visi 2045 kita.”

Beliau juga menegaskan bahwa salah satu kebijakan prioritas pemerintah Indonesia saat ini adalah pembangunan industri hilirisasi sebagai bagian dari strategi industrialisasi nasional. Hal ini, menurut beliau, tidak akan dapat tercapai tanpa dukungan teknologi yang mumpuni. “Inilah alasan kuat bagi Indonesia untuk mengundang negara-negara seperti India, yang memiliki teknologi sangat maju dan terbuka untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia.”

” />

Setelah pidato kunci yang disampaikan oleh Bapak Nurul Ichwan, yang menetapkan visi kolaboratif yang berani antara Indonesia dan India, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi panel tingkat tinggi yang dipandu oleh Sachin V Gopalan. Sesi ini menghadirkan para pemimpin terkemuka dari ekosistem industri, investasi, dan inovasi untuk mengeksplorasi bagaimana kemitraan bilateral—yang didukung oleh inisiatif seperti IndiaTechZone dan India SEZ—dapat mempercepat transformasi Indonesia menuju ekonomi masa depan yang siap menghadapi tantangan global.

Panel diskusi ini menghadirkan narasumber-narasumber terhormat, antara lain: Sandeep Chakravorty, Duta Besar India untuk Indonesia; Cahyo Purnomo, Direktur Promosi Kawasan Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika pada Kementerian Investasi dan Industri Hilir; S.D. Darmono, Pendiri sekaligus Ketua PT Jababeka Tbk; Dr. Ilham Akbar Habibie, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII); serta Shinta Widjaja Kamdani, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). 

Bersama-sama, para narasumber ini membuka babak baru dalam hubungan India–Indonesia, yang ditandai dengan semakin eratnya kerja sama di bidang ekonomi, teknologi, dan strategi, serta tekad bersama untuk mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan bagi kedua negara.

IndiaTechZone: Membangun Pusat Inovasi Industri Terbesar di Indonesia

Pengumuman utama dalam forum ini adalah rencana pendirian IndiaTechZone di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang—sebuah inisiatif visioner yang akan dikembangkan melalui kemitraan strategis dengan PT Jababeka Tbk. Dirancang sebagai pusat inovasi generasi berikutnya, zona ini akan mengintegrasikan hingga 30 teknologi unggulan dari India dan berfungsi sebagai platform inovasi terbuka untuk kolaborasi industri.

IndiaTechZone akan menjadi pusat inovasi industri di mana perusahaan rintisan (startup) dan perusahaan teknologi asal India dapat menguji dan mengimplementasikan solusi nyata di lingkungan industri. Zona ini juga akan menyediakan ruang kolaborasi antara startup India dan Indonesia dengan pelaku industri lokal, mendorong sinergi lintas negara dalam pengembangan solusi industri.

Selain itu, IndiaTechZone akan dilengkapi dengan pusat pelatihan teknis, yang menawarkan kursus jangka pendek dan program sertifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan industri masa depan. Untuk mendukung pengembangan talenta dan memperluas keterlibatan publik, zona ini juga akan menghadirkan program wisata industri, ditujukan bagi mahasiswa, pelajar, manajer pabrik, dan wirausahawan. Program ini bertujuan untuk memperkuat pembelajaran lintas budaya serta membentuk kemampuan industri yang siap menghadapi tantangan masa depan.

Duta Besar India untuk Indonesia, Sandeep Chakravorty, menyampaikan bahwa “IndiaTechZone tidak hanya dirancang sebagai ajang unjuk teknologi namun juga sebagai wujud nyata komitmen India terhadap transformasi industri Indonesia. Ini akan menjadi pusat permanen pertama di dunia yang menampilkan teknologi India dalam skala industri.”

Duta Besar Sandeep menekankan pentingnya IndiaTechZone dalam memperkuat hubungan bilateral sekaligus mendorong pembangunan ekonomi kedua negara. Ia menambahkan, “Begitu saya menyebutkan inisiatif ini kepada perusahaan dan investor, mereka langsung menunjukkan antusiasme yang luar biasa.”

Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar Sandeep juga mengusulkan kemungkinan pembentukan Mekanisme Jalur Cepat untuk Investasi (Fast-Track Mechanism), yang akan memungkinkan pertemuan berkala antarkementerian yang dipimpin oleh BKPM guna meninjau dan memfasilitasi arus investasi antara India dan Indonesia secara dua arah.

Ia menjelaskan bahwa India telah memiliki mekanisme serupa dengan negara-negara mitra ekonomi utama seperti Prancis dan Jerman, yang telah terbukti menjadi platform efektif untuk pertukaran rutin dan penyelesaian isu-isu bisnis yang dihadapi perusahaan melalui intervensi dan dukungan pemerintah.

Beliau menambahkan, “Setiap kali saya mengemukakan konsep ini kepada perusahaan-perusahaan maupun para investor, tanggapan mereka luar biasa positif. Antusiasme yang muncul menunjukkan bahwa IndiaTechZone memiliki potensi besar untuk menjadi katalisator pertumbuhan industri yang signifikan, tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga bagi kawasan secara lebih luas.”

Pendiri dan Ketua Umum Jababeka Group, S.D. Darmono, menegaskan pentingnya proyek IndiaTechZone sebagai langkah strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan.

“Zona ini bukan semata tentang infrastruktur fisik. Ini adalah platform untuk memberdayakan masyarakat, generasi muda, dan para wirausahawan. Kita harus berpikir besar dan memulai dari yang kecil, tetapi bergerak dengan cepat. Kita harus fokus pada satu wilayah kecil—seperti saat kami memulai pada tahun 1989, tiga puluh enam tahun yang lalu, dengan prinsip bahwa ‘kecil itu indah’. Setelah itu, kita harus membangun ekosistem di wilayah tersebut.”

Darmono juga menambahkan, “Banyak masyarakat Indonesia sebenarnya menyadari kemajuan pesat yang telah dicapai oleh India.”

Tokoh nasional di bidang teknologi dan Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Dr. Ilham Akbar Habibie, menyambut baik dukungan dari institusi pendidikan teknik terkemuka asal India.

“Dunia saat ini sedang memasuki fase baru yang saya sebut sebagai Re-Industrialisasi. Negara-negara besar berupaya mengembalikan kejayaan masa lalu dalam hal kekuatan manufaktur. Indonesia juga membutuhkan hal ini. Dan untuk itu, kita memerlukan inovasi yang tidak hanya berskala besar, tetapi juga relevan dan aplikatif untuk UMKM dan startup. Pusat inovasi seperti ini benar-benar dapat berfungsi sebagai akselerator yang nyata.”

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Shinta Widjaja Kamdani, turut menegaskan pentingnya peningkatan keterampilan teknis tenaga kerja Indonesia.

“Selama ini kita belum cukup memberikan perhatian terhadap kebutuhan peningkatan keterampilan teknis tenaga kerja dalam skala besar. Kolaborasi ini akan menciptakan rantai nilai baru dalam pembangunan industri—bukan hanya dari sisi modal, tetapi juga dari sisi talenta dan ide-ide segar.”

Salah satu pencapaian penting dalam forum ini adalah penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Aptech dari India dan Orbit Future Academy dari Indonesia, yang bertujuan untuk menyediakan program pelatihan keterampilan bagi pelajar dan tenaga kerja aktif di sektor industri manufaktur.

CEO dan Pendiri Indonesia Economic Forum, Sachin V Gopalan, menambahkan, “Ini bukan sekadar forum; ini adalah permulaan dari babak baru kerja sama industri. Kita sedang membangun kapal sambil berlayar—dan India adalah mitra utama dalam perjalanan ini.”

Ia menekankan bahwa IndiaTechZone menjadi langkah penting dalam memperkuat hubungan bilateral antara India dan Indonesia. “Pada dasarnya, target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto tidak akan tercapai tanpa adanya narasi industrialisasi yang kuat. Dan untuk menciptakan industrialisasi di era saat ini, di mana nilai ekonomi sangat ditentukan oleh teknologi tinggi, maka peran teknologi menjadi semakin krusial. Bagi negara-negara yang sedang membangun basis industrinya, memilih bukan hanya teknologi yang tepat, tetapi juga yang berkualitas tinggi, adalah hal yang sangat penting.”

Sachin juga menekankan potensi transformatif dari koridor inovasi bilateral dalam mendorong pertumbuhan inklusif serta mengangkat posisi Indonesia dalam rantai nilai global.

India SEZ: Kawasan Ekonomi Khusus untuk Industri India

Jababeka saat ini tengah merencanakan pengembangan India Special Economic Zone (SEZ)—sebuah kawasan yang dikhususkan untuk perusahaan-perusahaan India dalam mendirikan fasilitas manufaktur dan pusat layanan teknis di Indonesia. Kawasan ini dirancang untuk menjadi basis produksi yang terintegrasi dengan pasar ASEAN.

Inisiatif ini diproyeksikan akan mempercepat aliran Penanaman Modal Asing (PMA), memfasilitasi alih teknologi, menyederhanakan proses administratif, serta menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi perusahaan India yang ingin beroperasi di Indonesia.

Pengembangan India SEZ diharapkan memainkan peran penting dalam mendorong peningkatan investasi jangka panjang dari India, yang menurut laporan tahunan BKPM telah mencapai USD 173,1 juta pada tahun 2024. Kawasan ini juga akan mendukung target nasional Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% per tahun melalui industrialisasi berbasis nilai tambah tinggi.

Shinta Widjaja Kamdani juga menyampaikan pandangan strategis mengenai dampak investasi dan kebijakan secara lebih luas.

“Situasi geopolitik global saat ini sesungguhnya menjadi pengingat bagi Indonesia. Karena meskipun kita telah melakukan banyak reformasi struktural dalam beberapa tahun terakhir, kita juga sadar bahwa tantangan utama justru terletak pada implementasinya.”

Ia juga menyoroti bahwa selain dari sisi kebijakan, pembiayaan masih menjadi tantangan utama bagi banyak pelaku usaha. “Ada perusahaan yang ingin berinvestasi—itu satu hal. Tapi ada juga perusahaan yang harus mencari pembiayaan dari pihak ketiga. Dan sering kali, pembiayaan tersebut tidak selalu hadir bersamaan dengan investasi.”

Cahyo Purnomo menekankan pentingnya menjaga hubungan yang kuat dengan para investor yang sudah ada, terutama dalam konteks kerja sama investasi antara Indonesia dan India.

“Bagi kami, untuk dapat mencapai bahkan melampaui target investasi, menjaga keterlibatan dengan para investor yang sudah ada—baik investor tetap maupun lainnya adalah hal yang sangat penting,” ujar Cahyo.

Ia menambahkan, “Kami terutama melayani kawasan Asia Timur dan Asia Selatan dengan India tentu saja menjadi negara paling penting di Asia Selatan. Dan dalam setiap kegiatan yang kami lakukan, kami selalu menempatkan target realisasi investasi sebagai pertimbangan utama.”

Cahyo juga mengungkapkan bahwa pada tahun lalu, Indonesia berhasil mencatat realisasi investasi sedikit di atas 100 juta dolar AS, yang berasal tidak hanya dari minat asing, tetapi juga dari minat investasi langsung dalam negeri.

Dr. Ilham Akbar Habibie, salah satu tokoh utama dalam ekosistem inovasi Indonesia, menekankan pentingnya ekosistem pengetahuan lintas negara.

“Kita tahu bahwa India memiliki industri otomotif yang sangat kuat, dan saya melihat ada potensi besar untuk kolaborasi di sektor tersebut. Ini bukan hanya soal menambahkan merek baru, tetapi membuka ruang inovasi, di mana saya rasa mimpi Indonesia sejak lama untuk memiliki merek otomotif nasional dapat diwujudkan melalui kerja sama antara India dan Indonesia,” ujar Habibie.

Ia melanjutkan, “Jadi, inovasi adalah salah satu platform inti dari kolaborasi masa depan kita yang harus terus kita perkuat bersama.”

BKPM Akan Meluncurkan India Desk untuk Memfasilitasi Investasi

Untuk menciptakan iklim investasi yang proaktif, ramah investor, dan terstruktur, Kementerian Investasi (BKPM) mengumumkan rencana pembentukan India Desk—sebuah langkah strategis guna mempererat keterlibatan bilateral dan mempermudah masuknya pelaku usaha India ke pasar Indonesia.

Unit khusus ini akan menyediakan layanan fasilitasi dan konsultasi yang disesuaikan dengan kebutuhan unik perusahaan-perusahaan India, baik yang sudah berinvestasi maupun yang baru akan memasuki pasar. Mulai dari panduan regulasi dan kebijakan, bantuan perizinan, akuisisi lahan, hingga pengaturan operasional, India Desk dirancang sebagai pusat layanan terpadu yang memberikan dukungan menyeluruh dari awal hingga akhir proses investasi.

Pembentukan India Desk mencerminkan komitmen kuat Indonesia dalam membangun kepercayaan, mengurangi hambatan, serta mempercepat realisasi kerja sama strategis India–Indonesia, khususnya di sektor-sektor prioritas seperti manufaktur, teknologi digital, farmasi, dan energi terbarukan.

Shinta Widjaja Kamdani, sebagai penggagas utama India Desk dalam kapasitasnya sebagai Penasihat Khusus BKPM, menyampaikan, “India Desk bukan hanya untuk menyelesaikan masalah—tetapi untuk membangun ekosistem. Kita butuh satu pintu yang terhubung dengan semua kementerian.”

Cahyo Purnomo, Direktur Promosi BKPM untuk Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika, juga menambahkan, “Kami hadir untuk mendampingi investor dari tahap awal hingga ekspansi. Pintu kami selalu terbuka.”

Ekosistem Gaya Hidup dan Budaya untuk Komunitas India

Seiring dengan meningkatnya kehadiran bisnis India di Indonesia, kebutuhan akan layanan penunjang pun menjadi semakin penting. Hal ini mencakup pengembangan restoran India, pusat kebudayaan, serta klinik Ayurveda—sistem pengobatan tradisional India yang menekankan pendekatan holistik terhadap kesehatan tubuh, pikiran, dan jiwa.

Saat ini tengah berlangsung diskusi dengan sejumlah perusahaan ternama seperti Ganesha Ek Sanskriti Restaurant, Ayurvedagram Bali, Zen Monk, Lyfline, serta IndoFringe Festival of Performing Arts. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup komunitas India di Indonesia, sekaligus mendorong para profesional dan keluarga asal India untuk menetap dan berkontribusi di kawasan ini.

Movieland dan Bollywood: Kolaborasi dalam Produksi Film dan Pelatihan

Sebagai bagian dari terobosan dalam ekonomi kreatif, Indonesia Movieland—pusat produksi film yang berlokasi di Jababeka, Cikarang—siap menjalin kolaborasi dengan lembaga pelatihan film asal India dan pelaku industri Bollywood untuk mendirikan akademi produksi film berbasis teknologi. Inisiatif ini bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi regional dalam pengembangan talenta perfilman, dengan program pelatihan yang mencakup penyutradaraan, penulisan skenario, pascaproduksi, hingga efek digital, dengan pemanfaatan teknologi canggih seperti Artificial Intelligence generatif (Generative AI).

Menuju Aksi Nyata

Forum ini tidak hanya menjadi tonggak penting dalam hubungan bilateral antara India dan Indonesia, tetapi juga menandai komitmen ke depan untuk bersama-sama menciptakan ekonomi yang tangguh, inovatif, dan siap menghadapi masa depan.

Dengan menggabungkan kekuatan kedua negara—keunggulan teknologi dan modal India dengan potensi pasar dan ambisi industrialisasi Indonesia—kemitraan ini diproyeksikan akan mendorong pembangunan berkelanjutan, stabilitas kawasan, dan pertumbuhan yang inklusif.

“Mari kita mulai dari hal kecil, namun jangan pernah takut untuk berpikir besar,” ujar S.D. Darmono.

“Dan yang paling penting, jangan menunggu segalanya sempurna untuk memulai,” tambah Sachin Gopalan.

Seiring dengan penyelarasan visi kedua negara menuju tahun 2045 dan seterusnya, inisiatif seperti IndiaTechZone, India Special Economic Zone, dan India Desk akan menjadi pilar utama dari era baru kolaborasi—berlandaskan saling menghormati, kesejahteraan bersama, dan pandangan strategis jangka panjang.

Artikel ini juga tayang di vritimes

LAINNYA