AI: Senjata Makan Tuan Bagi Pekerja?

Suara.com - Majunya perkembangan teknologi yang begitu pesat pada abad ini telah membuat pekerjaan manusia makin mudah dan simpel, salah satu penemuan besar yang paling menyita perhatian dunia adalah dengan kehadiran kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Kehadiran AI diklaim membuat pekerjaan manusia makin kreatif dan inovatif tapi disisi lain juga membawa ancaman nyata bagi

Bisnis-Finance – Majunya perkembangan teknologi yang begitu pesat pada abad ini telah membuat pekerjaan manusia makin mudah dan simpel, salah satu penemuan besar yang paling menyita perhatian dunia adalah dengan kehadiran kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Kehadiran AI diklaim membuat pekerjaan manusia makin kreatif dan inovatif tapi disisi lain juga membawa ancaman nyata bagi pekerja itu sendiri.

Lantas apakah kehadiran AI ibarat senjata makan tuan bagi pekerja?

Marie Diena dari Serikat Sindikasi mengungkapkan bahwa perkembangan pesat AI semakin mengkhawatirkan para pekerja meskipun para pekerja harus mau tak mau menerima kondisi yang ada. 

“Ini yang harusnya kita pikirkan. Bukan hanya kehadiran AI ini membantu tapi juga harus memberikan perlindungan bagi para pekerja,” kata Diena dalam acara Ruang Gagasan yang diselenggarakan Core Indonesia dan Bisnis-Finance bertajuk “Penggunaan Kecerdasan Buatan dalam Media Konten Kepentingan Publik di Indonesia” di Kantor Core Indonesia, Jakarta, Rabu (9/10/2024).

Untuk itu kata dia kehadiran AI menuntut para pekerja untuk terus mengembangkan keterampilan mereka. Keterampilan yang sebelumnya dianggap penting, kini mungkin sudah tidak relevan. Pekerja perlu beradaptasi dengan cepat agar tidak tertinggal dan kehilangan pekerjaan akibat AI.

“Kita harus menerima ini (AI) teknologinya sudah ada, kita tidak harus berpikir bahwa AI harus menggantikan pekerjaan kita. Tapi justru menjalin kerjasama,” katanya.

Dirinya juga meminta agar pemerintah memberikan aturan yang jelas terkait dengan perkembangan AI, sehingga tidak ada benturan nyata antara pekerja dan AI itu sendiri. 

“Pemerintah harus melakukan perlindungan bagi para pekerja tidak hanya melihat potensi AI membawa investasi saja. Tetapi juga harus memberikan perlindungan bagi pekerja,” katanya.

Sementara itu Dimas Sagita, Head of Digital Revenue Bisnis-Finance menambahkan bahwa kehadiran AI sebetulnya sangat membantu pekerjaan manusia tapi jangan terlalu bergantung pada teknologi ini.

Acara Ruang Gagasan yang diselenggarakan Core Indonesia dan Bisnis-Finance bertajuk
Acara Ruang Gagasan yang diselenggarakan Core Indonesia dan Bisnis-Finance bertajuk “Penggunaan Kecerdasan Buatan dalam Media Konten Kepentingan Publik di Indonesia” di Kantor Core Indonesia, Jakarta, Rabu (9/10/2024). (Foto Fadil-Suara.Com)

“Jadikan AI sebagai alat bantu pekerjaan agar lebih mudah dan efisien, tapi ingat jangan menggantungkan pekerjaan pada AI,” kata Dimas.

“Kalau itu yang terjadi lama-lama pekerjaan kita bakal digantikan dengan AI,” tambahnya. 

Selain itu lanjut Dimas, kehadiran AI bertujuan agar pekerjaan manusia lebih jelas dan terarah agar hasil menjadi lebih optimal.

Meski memberikan kemudahan dalam bekerja, dirinya meminta agar pengguna AI juga harus berhati-hati terutama soal penggunaan data, dimana kata dia semakin sering pengguna menguplod data apalagi yang sifatnya pribadi akan semakin besar potensi pencurian data.

“Jangan menguplod data kita sendiri terlalu banyak dan detail, karena mereka (AI) akan menganalisis dan membaca tentang diri kita,” pungkasnya. 

Iklan